BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Perusahaan
CV Sigma Consultant, merupakan perusahaan berbentuk perseroan komanditer penyedia jasa konsultan konstruksi yang bertempat di Bojonegoro Jawa Timur.
Perusahaan ini bergerak di bidang usaha konsultan perencanaan dan pengawasan pembangunan , khususnya di bidang pekerjaan teknik sipil antara lain diantaranya:
a. Jalan dan jembatan
b. Perumahan dan pemukiman
c. Gedung dan pabrik
d. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
e. Tata ruang kota, dan
f. Desain interior dan Eksterior.
Perusahaan ini tergolong masih baru karena berdiri pada bulan Desember tahun 2011. Struktur organisasi perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur dan seorang wakil direktur serta seorang komanditer. Karena keterbatasa pekerja, Struktur dibawahnya langsung para Tenaga Teknik (Sipil gedung, Sipil jalan dan jembatan, Drafter) dan Tenaga Administrasi.
1.2. Deskripsi Diri
Penulis bernama Rizal Zubad Firdausi, S.T. dengan usia 24 tahun, beragama Islam dan berdomisili di Bojonegoro. Pendidikan Formal terakhir adalah Lulus pada tahun 2011 dari Universitas Bojonegoro Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, dengan IPK 3,31.
Sebelum masuk perusahaan, penulis belum mempunyai pengalaman dalam dunia kerja. Teteapi penulis mempunyai pengalaman pada beberapa organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.
Pengalaman komputerisasi sudah menjadi penggunaan setiap pekerjaan, tugas kuliah, dan beberapa pekerjaan yang mampu diselesaikan dengan cepat.
BAB 2
SELF ASSESSMENT
2.1. Pandangan Umum
Peran tenaga teknik merupakan inti dimana perusahaan konsultan konstruksi dapat melangsungkan usahanya untuk terus menjalankan kegiatan jasa konsultan dan pengawasan konstruksi pekerjaan.
Pekerjaan tenaga teknik disamping perlu pengalaman dan keahlian dalam setiap bidang teknik sipil, dituntut untuk selalu bersikap dan berlaku jujur karena produk yang dihasilkan akan dirasakan langsung oleh pengguna dengan waktu rencana yang sesuai standar.
Penulis diterima sebagai Tenaga Teknik (Sipil Ahli Struktur) tepat saat perusahaan ini berdiri. Minimnya pengelaman membuat penulis harus belajar lebih keras karena semua yang diterima di bangku kuliah tidak banyak membantu dalam menyelesaikan pekerjaan, tetapi hanya sebagai pendukung dalam bekerja.
2.2. Pengetahuan Jabatan
Pada awal bekerja, tidak adanya orientasi pekerjaan membuat penulis kebingungan dalam minggu-minggu awal bekerja. Pada posisi tersebut diskripsi pekerjaan secara detil tidak di jelaskan secara lengkap, hanya di tunjukkan contoh cara mengerjakan pekerjaan yang dilakukan dan mengerjakan dengan target dan proyek yang berbeda dengan cara yang telah dicontohkan. Penulis paham dengan kondisi demikian karena memang belum terbentuknya system yang bagus dalam perusahaan yang baru berdiri tersebut.
Namun penulis tetap berusaha belajar untuk ikut mengembangkan perusahaan sehingga pada 6 bulan selanjutnya penulis dapat mendiskripsikan tugas dan kewajiban seorang Tenaga Teknik. Adapun tugas secara umum adalah:
a. Membuat dan menghitung desain dan struktur bangunan.
b. Mengestimasi volume dan biaya konstruksi bangunan.
c. Membuat laporan desain pondasi dan struktur bangunan.
Dalam kondisi demikian memberikan pengalaman terhadap penulis bagaimana membentuk sebuah perusahaan dari awal, dan menuntut untuk bekerja lebih keras karena banyak pekerjaan yang seharusnya diselesaikan beberapa orang harus diselesaikan oleh satu orang.
2.3. Prakarsa dan Inisiatif
Komputerisasi tak dapat ditinggal kan dari pekerjaan ini. Berbagai trobosan harus di upayakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, tepat, efisien dan optimal, tanpa mengabaikan kualitas dari pekerjaan kita.
Beberapa inisiatif yang telah penulis implementasikan dan merasakan manfaat dalam pekerjaan antara lain: menyarankan untuk menggunakan dengan optimal computer, sehingga pekerjaan cepat selesai. Menyarankan untuk merekam semua kegiatan pekerjaan kedalam catatan yang sistematis sehingga perusahaan mengetahui apa yang telah dikerjakan selama suatu periode dan apa yang harus ditingkatkan lagi dalam bekerja. Memberi usulan pekerjaan yang sifatnya bisa dibawa pulang (take home) tidak harus diselesaikan di kantor, sehingga mengefisiensi jam kerja dikantor dan mengurangi lembur di kantor. Mengajak teman-teman sekantor untuk merefresh badan dan pikiran dengan melakukan Outbond atau jelajah alam pada hari senggang, sehingga bias lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaan selanjutnya.
2.4. Lingkungan dan Kerja Sama
Karena banyak pengalaman berorganisasi pada saat kuliah, maka penulis lebih cepat melakukan interaksi kerjasama baik dalam lingkungan perusahaan, maupun kerjasama dengan pihak eksternal perusahaan. Adat jawa yang kental dengan sifat teposeliro menjadikan suasana lingkungan kerja menjadi lebih akrab dan saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan menjadikan beban kerja semakin ringan (azas kolektif kolegial), dengan catatan pekerjaan yang telah terbagi masing-masing harus diutamakan untuk dikerjakan.
Tetapi kekurangan yang penulis rasakan adalah sikap hedonism sering melekat pada diri, seperti contoh jika pekerjaan telah selesai, maka langsung santai, terkadang juga mengganggu teman yang pekerjaannya belum selesai.
2.5. Hasil Kerja
Beberapa hasil kerja yang telah dilakukan antara lain:
a. Minimal Job Discription terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
b. Membangun hubungan baik dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (karena Kepala Dinas PU adalah dekan dari penulis, sehingga hubungan relasi cepat)
c. Ikut bersama mencari proyek pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh perusahaan.
2.6. Kompensasi
Setiap orang bekerja pasti tidak lepas dari tuntutan atas haknya setelah melaksanakan kewajibannya. Kompensasi merupakan suatu bentuk kewajiban perusahaan terhadap karyawannya.
Dalam perusahaan ini, memang tidak terlalu bagus dalam pemberian kompensasi. Beberapa alasan yang memungkinkan adalah karena perusahaan ini baru, dan belum punya cukup nama besar untuk mengembangkan diri.
Pada awal bekerja (3 bulan pertama), upah yang di berikan tergantung besarnya proyek yang di dapat. Namun dengan perjuangan yang keras sampai saat ini, minimal perusahaan mampu memberi upah pekerjanya sebesar UMR Kabupaten Bojonegoro. Penjaminan jenjang karir dan peningkatan upah selalu di kedepankan oleh perusahaan, walaupun belum secara tertulis menjadi sebuah peraturan, tetapi penyampaian selalu ada stiap rapat pada saat caturwulan sekali.
Kompensasi berupa non upah cukup di perhatikan, beberapa contohnya adalah pemberian THR (Tunjangan Hari Raya), Kompensasi waktu untuk acara keluarga, izin, sakit, dan sebagainua cukup leluasa (termasuk kompensasi penulis untuk melanjutkan studinya), dan kompensasi santunan saat sakit atau berduka.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan kondisi perusahaan yang masih baru, pemberian kompensasi dan beratnya tugas pekerjaan sangat tidak seimbang wajar kalau penulis menganggap ini harus dimaklumi.
Dari kondisi perusahaan, beberapa kelemahan dan kelebihan penulis dalam bekerja, kompensasi yang diberikan, menurut penulis sudah cukup bagus. Hal yang membuat penulis tetap bekerja dalam perusahaan ini adalah kondisi lingkungan kerja yang cukup sangat membuat kenyamanan. Perhatian-perhatian dari pimpinan baik untuk hasil yang dikerjakan sekarang, maupun support serta harapan-harapan yang diberikan kedepan cukup membuat penulis merasatermotivasi untuk selalu mengembangkan diri.
3.2. Saran
Bagi diri sendiri, saran untuk terus belajar, dan bekerja dengan keras serta mengembangkan diri sendiri merupakan hal yang selalu ditanamkan dalam setiap motivasi diri.
Saran untuk perusahaan, memang segala sesuatu butuh waktu dan proses, mewujudkan apa yang telah menjadi harpan karyawan adalah lebih penting dari sekedar peningkatan profit. System dalam bekerja sangat diperlukan untuk mempersiapkan perusahaan menjadi lebih besar lagi.
